√Telur Kecap, Mana Anak Ayamnya ?
Header catatantirta.com

Telur Kecap, Mana Anak Ayamnya ?

Telur Kecap, Mana Anak Ayamnya ?


"Nak, ayo makan dulu, mommy beli telur kecap nih,"

Pagi itu saya membeli telur kecap atau telur semur sebagai menu sarapan pagi. Harap maklum, saya belum hobi memasak ( Ngeles, padahal malas masak ). Sengaja membeli telur karena dari kemarin sudah menyajikan ayam serundeng dan lele goreng. Tunggu, itu semua juga beli loh. Ah, entah kapan saya akan rajin ke dapur mengolah bahan makanan menjadi sajian yang sedap dan nikmat. Rasanya selalu tergiur dengan lauk matang yang sudah menjamur dijajakan dari pagi hingga malam. Semua jenis masakan tersedia dengan harga terjangkau dan rasa yang cocok di lidah. Tinggal pilih menu mana yang diinginkan dan pedagang mana yang akan disambangi. Jika malas keluar rumah pun bisa pesan online, karena pedagang makanan sekarang sudah pintar marketingnya. Semua melayani DO ( delivery order ), bahkan untuk level es campur juga bisa DO. Ini di area komplek saya dan sepertinya sudah berlaku di tempat lain.

Kembali lagi ke menu pagi, telur kecap. Saya membeli dua buah telur kecap, cukup dua saja. Satu untuk pak suami dan satu untuk saya dan si balita. Ini bukan jurus hemat, tetapi porsi si balita memang belum sebanyak saya jadi kita joint lauk. Tepatnya mommy sebagai seksi habis - habis dan bersih - bersih. Saya rasa semua mommy punya tugas khusus ini. Siapa lagi yang akan menghabiskan makanan dan membersihkan alat makan kalau bukan mommy, iya kan. Pasti benar.

"Mom, ini telur apa?" Si balita mengamati telur kecap yang sudah siap santap.
"Ini namanya telur ayam bumbu kecap, rasanya manis dan sedap. Ayo sini kita makan," Saya sedikit memberi seguesti agar anak mau makan.
"Telur ayam? Mana anak ayamnya ?" Si balita mencermati telur yang sudah terbelah.

Oh, lagi - lagi saya harus memutar otak mencari rangakaian kata yang tepat dan ampuh untuk menghentikan pertanyaan selanjutnya. Bukan karena malas atau tidak tahu jawabannya, tetapi untuk menghadapi anak - anak tentang keingintahuannya, maka diperlukan kalimat yang tepat dan mudah dicerna. Saya berpikir sejenak, mengolah beberapa kata yang sekiranya mudah dipahami oleh si balita.

"Ini memang telur ayam, nak. Telurnya sudah dimasak jadi tidak ada anak ayamnya. Kalau mau jadi anak ayam, telur ayamnya ga boleh dimasak. Telurnya harus sama induknya kalau mau jadi anak ayam," Saya mencoba dengan kata - kata sederhana dan berharap si balita menghentikan tanya jawab ini.

"Oh, jadi telurnya dimasak supaya ga jadi anak ayam ya. Kasian dong induk ayamnya, anaknya dimasak," Angan - angan saya untuk ending tanya jawab sirna.
"Ya, ga pa pa, nak. Induk ayam bisa bertelur lagi yang banyak supaya punya anak ayam. Jadi, sekarang ayo makan dulu," Saya mencoba mengalihkan situasi.
"Oh, begitu. Maaf ya induk ayam, telurnya aku makan dulu. Besok kamu bertelur lagi yah, yang banyak ya," Celotehnya diiringi kunyahan nasi dan sepotong telur kecap.

Saya hanya bisa manggut - manggut, merespon tanpa kata. Sedikit memberi senyuman tanda setuju dengan apa yang dia ungkapkan. Jika saya mengeluarkan kalimat lagi, maka diskusi tanpa batas akan terus berlanjut. Sarapan pagi bisa jadi makan siang kalau saya tidak segera memutus tanya jawab ini.
Dunia anak memang selalu penuh misteri. Banyak situasi tak terduga yang akan dihadapi orangtua saat mengiringi hari - hari anak yang penuh imajinasi. Daya pikir anak seringkali di luar akan orang dewasa membuat orang tua harus pandai mengolah kata ketika harus menjelaskan suatu hal. Ini akan sangat tertanam di kepala anak, karena masa balita adalah masa otak merekam dan membuat konsep yang akan di simpan lama.

Para orangtua hendaknya memperbanyak pengetahuan tentang dunia anak, terutama yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Terus belajar dan memberi kasih sayang agar anak tumbuh menjadi pribadi mumpuni. 

Selamat berkembang, nak. Semoga setiap ilmu yang mommy berikan menjadi manfaat di kemudian hari.

Salam sayang selalu dari kami untukmu.







#RuangMenulis
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
#TelurAyamDanAnakAyam

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta