"Mom, lihat sini tower
stackonya tinggi."
Suara Nala melengking hingga ke
dapur. Saya menjawab sekenanya saja karena sedang mengaduk hidangan makan
siang. Tidak sampai satu menit, suara Nala kembali terdengar dengan kalimat
yang sama. Namun, nada suaranya terdengar makin merajuk.
"Mom, lihat sini tower
stackonya tinggi."
Beruntung masakan di atas kompor
sudah matang. Saya pun menghampiri Nala di ruang multifungsi. Ruangan ini
berada di tengah-tengah runah kami.
Kenapa diberi nama ruangan
multifungsi?
Karena di sana tempat kami
makan, menonton televisi, bersantai, dan juga area bermain untuk Nala. Kami
lebih sering berada di ruangan ini daripada ruangan yang lain.
Sesampainya di ruang tengah,
saya disambut dengan senyum lebar dan tawa ceria Nala. Matanya sedang berbinar
menatap susunan balok warna-warni yang cukup tinggi dan agak miring. Saya
membalas dengan rasa bangga dan memberinya ciuman hangat.
Susunan balok dari mainan tower
stacko ini dibuat sendiri oleh Nala. Saya sedang tidak mengawasinya karena
sibuk di dapur. Sungguh ini karya yang luar biasa di mata saya. Biasanya untuk
menyusun tower stacko, Nala akan meminta bantuan saya atau ayahnya ketika ada
di rumah. Namun kali ini, Nala membangun tumpukan balok dengan tangannya
sendiri. Bahkan dia sempat memainkannya sendirian. Sungguh ini sebuah
kejutan yang membuat saya semakin bangga padanya. Anak balita yang kini semakin
pandai menuangkan imajinasinya dalam bermacam aktifitas. Membentuk bermacam
karya yang seringkali tidak terlintas di kepala saya. Semua menjadikan saya
semakin bersyukur memiliki anak perempuan yang telah menginjak usia empat
tahun.
Saya melihat karyanya ini
sebagai sebuah kemajuan dari proses tumbuh kembangnya. Dilihat dari
keberhasilan Nala membangung sebuah karya, menunjukkan bahwa kemandiriannya
mulai beranjak. Rasa percaya dirinya mulai bangkit sehingga mengarahkan gerak
fisiknya untuk menciptakan sebuah karya. Mungkin bagi orang dewasa, susunan
balok ini terlihat mudah. Namun bagi anak berusia empat tahun, menyusun dan
mengatur keseimbangan balok adalah hal yang cukup sulit. Perlu ada keselarasan
antar saraf motorik agar mampu menata balok-balok hingga tinggi. Diperlukan
kerjasama antara tangan kanandan kiri agar mudah merangkai satu demi satu balok
hingga menjadi sebuah bangunan yang berdiri.
Saya bangga melihat hasil karya
Nala. Saya pun memberinya apresiasi berupa pelukan dan tepuk tangan. Membuatnya
makin berbinar dan nampak puas karena berhasil menyusun balok-balok tower
stacko tanpa bantuan orang lain. Memperkuat rasa percaya dirinyahingga
nanti akan lahir karya-karya lain yang lebih baik dan menakjubkan. Saya akan
terus menyokongnya dari belakang dan berusaha memberinya kebebasan untuk terus
berekspresi dan mengalirkan imajinasinya.
Pemberian apresiasi atas
keberhasilan anak perlu dilakukan oleh para orang tua. Hal ini bertujuan untuk
menambah rasa percaya diri pada anak dan meningkatkan kemampuannya untuk
menciptakan karya-karya yang lain. Tidak harus dengan sebuah hadiah mewah atau
mahal karena pelukan, tepuk tangan, dan perhatian lebih berarti dan akan membekas
pada diri anak. Berikan ucapan-ucapan bangga dan bahagia agar anak menjadi
makin bersemangat dan termotivasi menciptakan karya yang lebih hebat.
Sajikan bermacam media pendukung
yang dapat digunakan sebagai alat untuk menyalurkan minat dan bakat anak. Media
inilah yang akan membantu anak untuk dapat menciptakan karya dengan lebih
mudah. Sarana yang memadai juga menjadi salah satu jalan agar anak bisa
menuangkan ribuan ide yang ada di pikiran mereka. Dampingi dan arahkan agar
hasilnya menjadi lebih sempurna.
#30DWCjilid13
#Day26
#tema_Karya
#Odopfor99days
Posting Komentar