Ayo siapa di sini yang suka makan seblak?
Tirta rasa semua orang suka dengan kuliner khas Sunda ini. Salah satu makanan yang sudah populer di penjuru nusantara. Cita rasa khas rempah kencur yang menguasai isi mulut. Seblak pedas menjadi favorit banyak orang. Namun bagi yang tidak suka pedas pun bisa membuat seblak original tanpa cabai.
Seblak memiliki rasa yang mirip dengan mi instan. Wajar saja jika kelezatannya menjadi kesukaan banyak orang. Mulai dari anak-anak hingga dewasa menyukasi seblak termasuk adik dan sulung. Liburan sekolah hari kedua saya memberi tawaran ke sulung untuk makan seblak. Tawaran ini tentu saja disambut oleh sulung dengan suka cita.
Rencana Liburan Sekolah Hari Ke-2
Liburan sekolah hari ke-2 menjadi waktu yang cukup menegangkan. Pasalnya kepala Keluarga Jejak Lampah akan menjalankan tugas penting. Kami semua mendo'akan agar agenda hari ini bisa berjalan lancar, tanpa hambatan, dan berhasil mencapai target yang diupayakan. Sedari malam kami semakin fokus mendo'akan agar pekerjaan penting tersebut bisa sukses dengan hasil yang memuaskan.
Setelah kepala Keluarga Jejak Lampah berangkat mencari rejeki yang berkah, kami membuat rencana liburan sekolah hari ke-2. Rencananya yaitu sulung akan main ke rumah temannya yang telah pindah sekolah. Jarak rumah teman sulung tersebut dengan rumah kami sekitar 1 Km. Cukup dekat dan masih berada dalam satu komplek perumahan.
Gagal Main Bareng
Pekerjaan di rumah masih banyak. Terutama pakaian bersih yang memanggil untum segera disetrika. Saya sengaja membiarkan sulung bermain ke rumah temannya agar tidak berselisih terus dengan adiknya.
Seblak Jadi Pilihan
Sekitar pukul sebelas, kami membuka pintu dan melaju ke jalan utama komplek. Melewati barisan penjual makanan aneka rupa. Ada cilor, maklor, takoyaki, aneka es, dan lain sebagainya. Sayangnya semua kuliner itu tidak dilirik oleh sulung. Pikirannya fokus hanya ingin makan seblak.
Sampai di warung seblak, ternyata kami bertemu dengan beberapa teman sulung. Mereka juga akan makan seblak bersama. Sudah janjian katanya.
Ohya, warung seblak yang kami datangi ini adalah seblak prasmanan. Sistemnya adalah pembeli mengambil aneka toping yang telah disediakan lalu dihitung harganya dan kemudian diolah hingga matang. Serunya seblak prasmanan adalah kita bebas memilih isian sesuka hati. Harga seblak sesuai dengan isi mangkok ya.
Pulang Dengan Bahagia
Selesai menghabiskan seblak, kami pulang dengan bahagia. Meski sempat menunda karena hujan masih turun, namun sudah tidak ada lagi cemberut di wajah sulung. Tangki bahagianya sudah terisi penuh lewat seblak dan wangiya petrikor ketika hujan turun.
Terima kasih untuk sang Maha Pencipta karena menyurih langit sendu dan hujan lembut menemani kami menghabiskan semangkuk seblak pilihan dan pulang dengan bahagia.
Posting Komentar