Bismillah,
Jumat pagi sekitar pukul 05.00 wib, langit di atas rumah kami nampak mendung. Angin pagi lembut menyapa ketika pintu dan jendela dibuka. Segarnya udara melengkapi jumat pagi yang kami harapkan bisa penuh keberkahan. Aamiin
Tak lama setelah merapikan kasur dan bantal, suami datang menghampiri.
"Dè, sarapan bubur ayam pak Azhar, yuk." Ucap suami ringan.
"Sekarang?" Sahut saya sambil memungut beberpa mainan anak yang masih tercecer.
"Iya, mumpung hari kerja pasti ga terlalu ramai". Timpal suami tak kalah sibuk meraih kunci mobil.
"Boleh, sudah lama kita ga makan bubur pak Azhar". Jawab saya bersemangat.
Segera kami memberitahu anak-anak bahwa kita akan makan bubur ayam pak Azhar. Kios bubur ayam yang kami tuju letaknya cukup jauh dari rumah. Jaraknya sekitar 10 km dengan waktu tempuh kurang lebih 25menit dari rumah. Perkiraan waktu ini berlaku ketika kondisi jalanan lancar. Jika terhalang di perlintasan kereta dan jalanan padat, maka dibutuhkan lebih dari setengah jam. Bubur ayam ini selalu ramai sebab harganya terjangkau dan lokasinya berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik, dan juga kampus swasta. Harga yang ditetapkan untuk seporsi bubur ayam adalah Rp. 15.000 dengan gratis minuman. Para pembeli bebas memilih minuman tanpa biaya tambahan. Munuman yang bisa dipilih yaitu teh manis hangat, air mineral (panas / dingin), dan juga minuman teh kemasan.
Kami berangkat sekitar pukul 06.00 wib. Alhamdulillah arus kendaraan pagi masih lancar. Kami hanya perlu sekitar 30 menit untuk sampai di tenpat bubur ayam. Ketika sampai, saya langsung merapat ke barisan pembeli, sedangkan suami dan anak-anak mencari tempat duduk. Namun, ada pemandangam kurang menyenangkan di sekitar kami. Sekelompok anak muda tengah mengobrol santai. Mereka sepertinya para mahasiswa kampus yang tak jauh dari lokasi bubur ayam. Ada tiga orang perempuan dan empat laki-laki. Mereka terlihat baru menyelesaikan sarapan dengan menu yang sama seperti kami. Sayangnya, asap rokok mengepul dari mereka. Bukan hanya yang laki-laki ternyata yang perempuan pun juga merokok. Miris sekali melihat adegan itu.
Tiga anak perempuan yang asik merokok, sempat melirik ke arah kami. Tak heran karena kami terlihat sekali sedang memperhatikan mereka. Dengan santai, para gadis mengepulkan asap rokok dari mulut mereka. Sungguh miris. Benar -benar pemandangan yang melukai hati kami sengaai orangtua. Mereka tidak sadar bahwa perbuatan itu adalah sangat tidak baik untuk kesehatan. Bahkan bisa berpengaruh pada kesehatan reproduksi mereka. Kandungan nikotin pada rokok sangat berbahaya bagi seluruh sistem tubuh. Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan menggerogoti setiap jengkal anggota tubuh.
Saya dan suami pun terlibat obrolan sambil menikmati semangkuk bubur ayam idaman. Kami fokus menganalisa tiga gadis yang merokok. Betapa orang tua mereka pasti jsedih jika mengetahui anak gadisnya massuk dalam lingkungan pergaulan yang tidak baik. Orangtua menyekolahkan mereka agar bisa mengumpulkan ilmu dan banyak pengalaman berharga selagi masih muda. Namun apaya yang terjadi, anak gadis malah salah masuk pergaulan yang tidak baik.
Pelajaran berharga bagi kami ketika menyaksikan pergaulan anak muda jaman sekarang yaitu bahwa perlu pondasi yang kuat pada anak-anak agat kelak ketika mereka tumbuh dewasa dapat memilik lingkungan yang baik dan sehat. Perlu campur tangan dan peran orangtua yang lebih intens pada anak-anak agar dapat menegakkan kepala dan melakukan penolakan ketika melihat situasi yang tidak menguntungkan atau merugikan. Sebagai orangtua juga perlu mengenal teman dari anak-anak agar bisa memonitoring perumbuhan pergaulan anak. Seberapa kuat pondasi anak yang terbentuk, lingkungan menjadi faktor perubahan. Maka ajarkan anak untuk dapat memilih lingkunan pergaulan yang sehat dan kaya manfaaat untuk masa depan mereka.
Alhamdulillah, jumat berkah makan bubur ayam penuh hikmah.
Posting Komentar