√KOMET Buku Keenam Serial Bumi (Review Buku)
Header catatantirta.com

KOMET Buku Keenam Serial Bumi (Review Buku)


Bismillah,

Review Buku dari Serial Bumi karya Darwis a.k.a Tere Liye

Judul buku    : Komet

Penulis           : Tere Liye

Tahun terbit  : 2018

Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama

No ISBN           : 9786020385938

Jumlah halaman   : 384 halaman

Harga                : Rp. 76.000;00


Diceritakan pada buku kelima serial Bumi yaitu yang berjudul Ceros dan Batozar, tiga sahabat petualangan berhasil menyelesaikan petualangannya dengan cara yang bijaksana. Pertemuan dengan Ceros dan Batozar membuat persahabatan Raib, Seli, dan Ali semakin kuat dan solid.

Buku keenam serial Bumi berjudul Komet. Komet ini adalah nama sebuah Klan yang unik. Keberadaan portal menuju Klan Komet berhasil dibuka melalui bunga Matahari yang pertama kali mekar di Klan Matahari. Sayangnya, portal itu dibuka oleh Si Tanpa Mahkota yang datang tiba-tiba di Festival Bunga Matahari di Klan Matahari. Si Tanpa Mahkota bersama Tamus dan Fala Tara Tana datang menyerang Klan Matahari. Ini adalah jalan untuk membuka Klan Komet tempat tumbuhnya pohon dengan buah aneh. Diketahui bahwa pohon dengan buah aneh tersebut merupakan portal menuju tempat pusaka terkuat di dunia paralel.

Ketika bunga matahari pertama mekar, Si Tanpa Mahkota berhasil memetiknya. Ia meminta untuk dibukakan portal menuju Klan pun langsung melangkahke portal yang telah terbuka. Bersamaan dengan lompatnya Si Tanpa Mahkota masuk ke portal, Ali si jenius ikut menyusul. Melihat Ali masuk ke portal, Raib dan Seli pun ikut bergabung. Petualangan ke Klan Komet pun di mulai.

Keluar dari portal, Raib, Seli, dan Ali mendarat di sebuah pulau yang sangat sepi. Namun, ada perahu yang tertambat di dermaga pantai yang menunjukkan bahwa di sana ada penghuninya. Pulau itu bernama Pulau Hari Senin. Nama-namaĺ pulau di Klan Komet sama seperti nama hari di Klan Bumi.

Keunikan dari Klan Komet ini adalah tentang kebaikan, kejujuran, keikhlasan, dan kasih sayang. Semua hal baik akan mendapat karma yang baik juga. 

Pulau Hari Senin menjadi awal perrjalanan Raib, Seli, dan Ali di Klan Komet. Mereka bertemu dengan paman Kay dan Bibi Nay. Pasangan suami istri yang baik hati. Setelah Pulau Hari Senin, tiga sahabat ini menuju Pulau Hari Selasa, Pulau Hari Rabu, Pulau Hari Kamis, Pulau hari Jumat dan Pulau Hari sabtu. Setiap kali mengunjungi pulau, Raib, Seli, dan Ali, selalu bertemu dengan orang yang mirip dengan paman Kay namun memiliki penampilan yang berbeda-beda. Hingga sampai di Pulau Hari Sabtu terbongkar bahwa orang yang mereka temui di setiap pulau adalah orang yang sama yaitu paman Kay. 

Sesampainya di Pulau Hari Sabtu, Raib, Seli, dan Ali mendapat ujian keikhlasan yang menjadi jalan menuju Pulau Hari Minggu. Pulau Hari Minggu inilah yang merupakan tempat dengan tumbuhan aneh yang juga menjadi portal untuk mendapatkan pusaka terhebat dunia paralel.

Kejutan muncul ketika Raib, Seli dan Ali sampai di Pulau Hari Minggu. Seorang teman bernama Max yang mereka temui saat perjalanan dari Pulau Hari Senin hingga Pulau Hari Sabtu menghianati mereka. Max ini ikut menemani tiga sahabat selama berada di Klan Komet. Ternyata Max yang telah menjadi teman perjalanan mereka adalah Si Tanpa Mahkota. 

Di Pulau Hari Minggu, Raib, Seli, dan Ali diikat dengan jaring perak oleh Si Tanpa Mahkota. Sementar tiga sahabat terperangkap, Si Tanpa Mahkota dengan mudah memetik buah yang menjadi media pembuka portal menuju tempat tersimpannya pusaka terhebat dunia paralel.

Apakah Si Tanpa Mahkota berhasil membuka portal selanjutnya?

Lalu bagaimana nasib Raiv, Seli, dan Ali?

Segera baca buku keenam serial Bumi dan lanjutkan ke buki berikutnya.

Selamat membaca.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta