√Domestik Itu Asik
Header catatantirta.com

Domestik Itu Asik

Alhamdulillah,


Hari bergulir mengikuti detik dan menit yang terus bergerak. Maju dan maju tak ada niat untuk berbalik arah. Mereka menyatu membentuk siang dan malam silih berganti. Hingga bulan pun datang menyapa lalu pergi lagi.

Satu bulan penuh saya menguatkan diri untuk membenahi domestik yang seringkali membuat hati berderik. Berantakan di sana sini. Hampir seluruh isi rumah tergeletak barang yang tidak pada tempatnya. Tersandar begitu saja dan tidak kembali ke wadahnya. Situasi seperti inj menjadikan suasana hati resah. Ada gemas dan kesal ingin menyulap isi rumah menjasi bersih rapi dan enak dipandang.

Namun,
Ketika tebaran mainan tak ada lagi di lantai, sink dapur kering sebab dapur tak mengepul, atau sepatu sandal hanya bertengger di rak biru, saya merasa ada kehampaan. Rumah sepi dari suara anak-anak bermain bebas. Dapur tak lagi wangi karena tumisan bawang merah tak ada di atas wajan. Sepatu dan sandal berdebu sebab tak ada yang memakai.

Kegundahan kembali datang saat rasa lelah hinggap karena berharap menyelesaikan pekerjaan domestik dengan sempurna. Melakukannya dengan cara yang ternyata salah. Hingga akhirnya saya tercerahkan di kelas Bunda Cekatan.
Sebuah mind map tergambar sederhana tentang apa yang ingin saya benahi. Kemudian, saya memutuskan untuk fokus pada wilayah domestik. Saya sadar tak bisa sendiri menjalankannya. Perlu ada kerjasama dari seluruh anggota keluarga.
Lalu saya pun mengajak semua untuk berperan serta.

Tahap kepompong menjadikan saya untuk berpuasa gadget. Saya sadar bahwa salah satu penghambat suksesnya area domestik adalah masa daring gawai saya yang tak beraturan.

Perlahan saya mulai terbiasa tak memegang gawai. Meski di awal ada gelisah dan penasaran ingin menengok gawai yang berkedip-kedip, tetapi setelah lama dijalani menjadi terbiasa. Efek dari puasa gawai sangat terasa. Pekerjaan domestik lebih terkendali hingga akhirnya saya terbiasa dan hilang rasa gelisah. Saat gawai berkedip, saya merasa biasa saja. Tak ada lagi gelisah. Meski di akhir pekan seringkali lebih banyak berdaring, tetapi pekerjaan domestik sudah bisa teratasi.

Sampai pada titik 30 hari tantangan domestik, diri ini mulai terbiasa menyelesaikan semua urusan domestik dengan baik. Ketika ada yang belum selesai pun saya akan mengejarnya di lain waktu dan tetap menjadi prioritas pada hari berikutnya.

Bahagia rasanya sudah menemukan manajemen waktu untuk urusan domestik. Perjalanan selama 30 hari menghasilkan habit yang terkondisikan dengan baik.


Layaknya kepompong yang baru saja berpuasa, saya siap ke luar melihat dunia sebagai kupu-kupu. Menatap domestik menjadi lebih asik dan menarik. Tanpa beban, tanpa gelisah dan gundah.

Selamat untuk diri saya sendiri yang sudah berjuang dalam kepompong domestik.


#aliranrasatahapkepompong
#buncek1
#ibuprofesional

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta