√Aku dan Kamu seperti Kita
Header catatantirta.com

Aku dan Kamu seperti Kita


Hampir semua teman berpikir bahwa kamu dan aku adalah kita. Terlihat dari betapa seringnya aku berada di belakang sepeda motormu setiap pagi. Terlukis juga dari kebersamaan kita setiap ada acara sekolah yang rampung setelah matahari terbenam. Kamu bersedia menunggu maupun sengaja menjemput kala bulan telah bangkit dan bercahaya. Ya, kita sering sekali terlibat interaksi, baik direncanakan maupun tidak. Entah apa yang kamu pikirkan tentang aku saat itu. Begitu pula aku tidak berpikir jauh tentang kedekatan kita masa itu. Masa dimana jiwa-jiwa muda banyak berbunga asmara, sedangkan kita menyatakan persahabatan pun tidak. Hanya waktu yang seringkali berpihak pada aku dan kamu sehingga berubah menjadi kita.

******

Malam itu mataku tak ingin terpejam. Ada rasa takut akan datangnya dirimu dalam mimpiku. Ada rindu tertahan yang sedang kucoba lenyapkan. Tidak pantas aku memikirkan kamu yang akan segera naik ke pelaminan. Seorang wanita beruntung yang sama sekali tidak aku kenal. Tak sedikit pun aku tahu tentang kehadirannya dalam hidupmu. Hingga tanpa sengaja Mas Sasongko menelepon dan mengabarkan bahwa besok adalah akad nikah adiknya. Adik laki-laki yang selama ini terlihat bersama denganku semenjak kami berseragam putih biru.

"Hai, Nur. Mas kira kamu yang bersanding dengan Fariz, tapi ternyata bukan." Suara Mas Sasongko dari dalam gawaiku.
"Maksudnya apa, Mas? Aku ga ngerti." Jawabku penuh tanya.
"Kamu ga tahu? Hari ini Fariz membagi undangan pernikahan dan minggu depan menjadi acara ijab kabulnya?" Jelas Mas Sasongko sedikit bingung.

Aku terdiam. Entah berapa lama aku hilang kesadaran hingga suara Mas Sasongko berakhir tanpa ucapan salam dariku. Ada bermacam rasa yang tiba-tiba hinggap di hati dan mengacak-acak isinya. Ada bahagia muncul karena Fariz akan menikah dan itu tandanya dia kini sedang bahagia. Namun di sisi lain lahir sesak tak terduga yang membuatku agak susah bernapas. Aku coba mengumpulkan kesadaranku kembali. Mengatur napas dan debaran jantung yang sempat terpompa begitu cepat.

Inikah jawaban atas menghilangnya dia selama ini? Puluhan purnama tidak ada kabar berita dan kini ia muncul bersama janur kuning yang akan segera melengkung. Tiba-tiba rasa kesal muncul dan kembali menyesakkan dadaku. Hampir saja bulir bening jatuh dan menjadi hujan di musim panas. Selama ini kami memang tidak ada ikatan khusus, bahkan ungkapan persahabatan pun tidak. Namun kebersamaan kami selama bertahun-tahun telah menyatukan benang-benang kenyamanan dan kepedulian yang seringkali diiringi kasih sayang. Memang bukan kasih layaknya pasangan kekasih yang menyataka kamu adalah kekasihku. Tetapi ada chemistry yang membuat aku dan kamu sering kali menjadi kita. Setidaknya aku merasakan itu pada dirimu dan begitu pun sebaliknya.

Aku memang tidak pantas kecewa atas kabar pernikahanmu karena siapalah aku dalam hidupmu. Namun setidaknya kabar bahagia itu datang langsung dari mulutmu, bukan dari orang lain. Aku merasa kamu begitu tega dan menganggapku tidak ada. Padahal sebelumnya kamu selalu menceritakan apapun yang terjadi dan akan kamu lakukan. Kita seringkali berdiskusi di penghujung minggu. Mulai dari hal-hal ringan, hingga persoalan yang cukup berbobot. Bahkan terkadang kita menjadi sepasang solusi dari permasalahan orang lain. Ya, itulah kita yang selalu nyaman saat  bersama meski tanpa ikatan bermakna.

Mataku semakin sulit terpejam hingga kumandang adzan terdengar. Bayangan masa lalu membuatku terjaga sepanjang malam. Aku mengumpulkan segala kenyataan bahwa tidak pantas untuk terus kecewa. Toh tidak ada ikatan diantara aku dan Fariz, atau mungkin sesungguhnya ada butir-butir harap yang tumbuh tanpa terduga. Entahlah, semoga kewarasan segera menyadarkanku dari situasi ini.

Bersambung


4 komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta
  1. Ini yang bahaya mbaa... bukan mantan tapi yang seperti ini....
    Hehe 😅
    Lanjuuut mbaaa
    Nur nikah sama orang lain juga tapi ntar nur dan fariz teringat kenangan mereka daaaannnn titik titik hehehe.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, hai Widya. Terima kasih sudah mampi. Terima kasih juga masukannya. 😍

      Hapus
  2. Ini yang bahaya mbaa... bukan mantan tapi yang seperti ini....
    Hehe 😅
    Lanjuuut mbaaa
    Nur nikah sama orang lain juga tapi ntar nur dan fariz teringat kenangan mereka daaaannnn titik titik hehehe.....

    BalasHapus
  3. Hubungan yang berbahaya yaa sebenernya. Karena memang 99% kedekatan atau persahabatan antara perempuan dan laki-laki itu tidak ada. Kecuali akhirnya nanti akan menyakiti salah satunya...

    BalasHapus