Hampir
semua teman berpikir bahwa kamu dan aku adalah kita. Terlihat dari betapa
seringnya aku berada di belakang sepeda motormu setiap pagi. Terlukis juga dari
kebersamaan kita setiap ada acara sekolah yang rampung setelah matahari
terbenam. Kamu bersedia menunggu maupun sengaja menjemput kala bulan telah
bangkit dan bercahaya. Ya, kita sering sekali terlibat interaksi, baik
direncanakan maupun tidak. Entah apa yang kamu pikirkan tentang aku saat itu.
Begitu pula aku tidak berpikir jauh tentang kedekatan kita masa itu. Masa dimana
jiwa-jiwa muda banyak berbunga asmara, sedangkan kita menyatakan persahabatan
pun tidak. Hanya waktu yang seringkali berpihak pada aku dan kamu sehingga
berubah menjadi kita.
******
Malam
itu mataku tak ingin terpejam. Ada rasa takut akan datangnya dirimu dalam
mimpiku. Ada rindu tertahan yang sedang kucoba lenyapkan. Tidak pantas aku
memikirkan kamu yang akan segera naik ke pelaminan. Seorang wanita beruntung
yang sama sekali tidak aku kenal. Tak sedikit pun aku tahu tentang kehadirannya
dalam hidupmu. Hingga tanpa sengaja Mas Sasongko menelepon dan mengabarkan bahwa
besok adalah akad nikah adiknya. Adik laki-laki yang selama ini terlihat
bersama denganku semenjak kami berseragam putih biru.
"Hai,
Nur. Mas kira kamu yang bersanding dengan Fariz, tapi ternyata bukan."
Suara Mas Sasongko dari dalam gawaiku.
"Maksudnya
apa, Mas? Aku ga ngerti." Jawabku penuh tanya.
"Kamu
ga tahu? Hari ini Fariz membagi undangan pernikahan dan minggu depan menjadi
acara ijab kabulnya?" Jelas Mas Sasongko sedikit bingung.
Aku
terdiam. Entah berapa lama aku hilang kesadaran hingga suara Mas Sasongko
berakhir tanpa ucapan salam dariku. Ada bermacam rasa yang tiba-tiba hinggap di
hati dan mengacak-acak isinya. Ada bahagia muncul karena Fariz akan menikah dan
itu tandanya dia kini sedang bahagia. Namun di sisi lain lahir sesak tak
terduga yang membuatku agak susah bernapas. Aku coba mengumpulkan kesadaranku
kembali. Mengatur napas dan debaran jantung yang sempat terpompa begitu cepat.
Inikah
jawaban atas menghilangnya dia selama ini? Puluhan purnama tidak ada kabar
berita dan kini ia muncul bersama janur kuning yang akan segera melengkung.
Tiba-tiba rasa kesal muncul dan kembali menyesakkan dadaku. Hampir saja bulir
bening jatuh dan menjadi hujan di musim panas. Selama ini kami memang tidak ada
ikatan khusus, bahkan ungkapan persahabatan pun tidak. Namun kebersamaan kami
selama bertahun-tahun telah menyatukan benang-benang kenyamanan dan kepedulian
yang seringkali diiringi kasih sayang. Memang bukan kasih layaknya pasangan
kekasih yang menyataka kamu adalah kekasihku. Tetapi ada chemistry yang membuat
aku dan kamu sering kali menjadi kita. Setidaknya aku merasakan itu pada dirimu
dan begitu pun sebaliknya.
Aku
memang tidak pantas kecewa atas kabar pernikahanmu karena siapalah aku dalam
hidupmu. Namun setidaknya kabar bahagia itu datang langsung dari mulutmu, bukan
dari orang lain. Aku merasa kamu begitu tega dan menganggapku tidak ada.
Padahal sebelumnya kamu selalu menceritakan apapun yang terjadi dan akan kamu
lakukan. Kita seringkali berdiskusi di penghujung minggu. Mulai dari hal-hal
ringan, hingga persoalan yang cukup berbobot. Bahkan terkadang kita menjadi
sepasang solusi dari permasalahan orang lain. Ya, itulah kita yang selalu nyaman
saat bersama meski tanpa ikatan bermakna.
Mataku
semakin sulit terpejam hingga kumandang adzan terdengar. Bayangan masa lalu
membuatku terjaga sepanjang malam. Aku mengumpulkan segala kenyataan bahwa
tidak pantas untuk terus kecewa. Toh tidak ada ikatan diantara aku dan Fariz,
atau mungkin sesungguhnya ada butir-butir harap yang tumbuh tanpa terduga.
Entahlah, semoga kewarasan segera menyadarkanku dari situasi ini.
Bersambung
Ini yang bahaya mbaa... bukan mantan tapi yang seperti ini....
BalasHapusHehe 😅
Lanjuuut mbaaa
Nur nikah sama orang lain juga tapi ntar nur dan fariz teringat kenangan mereka daaaannnn titik titik hehehe.....
Hai, hai Widya. Terima kasih sudah mampi. Terima kasih juga masukannya. 😍
HapusIni yang bahaya mbaa... bukan mantan tapi yang seperti ini....
BalasHapusHehe 😅
Lanjuuut mbaaa
Nur nikah sama orang lain juga tapi ntar nur dan fariz teringat kenangan mereka daaaannnn titik titik hehehe.....
Hubungan yang berbahaya yaa sebenernya. Karena memang 99% kedekatan atau persahabatan antara perempuan dan laki-laki itu tidak ada. Kecuali akhirnya nanti akan menyakiti salah satunya...
BalasHapus