√Gelombang Cinta Menemani Perjalanan Kehadiranmu
Header catatantirta.com

Gelombang Cinta Menemani Perjalanan Kehadiranmu


 
Anugerah Terindah
Perjalanan memilikimu mengalir begitu indah. Sang Maha Pencipta memberi kemudahan disetiap tahapan kehadirannmu. Seorang malaikat kecil bermata sipit dengan pipi tembam dan hidung ukuran sedang. Kemunculannmu ke dunia berlangsung dengan gelombang cinta yang begitu nikmat.

Masih jelas dalam ingatan ketika sempat terlintas kekhawatiran menanti tanda-tanda kelahiranmu. Kamu masih tenang dan betah berlama-lama dalam alam rahim. Padahal saat itu sudah tanggal prediksi kelahiranmu. Aku dan ayahmu memutuskan untuk bertemu dokter spesialis kandungan yang menjadi tempat pemeriksaanmu secara rutin.

Sekitar pukul 15:30 WIB, kami bertemu dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebaiknya kami melakukan rawat inap agar dokter bisa mengawasi persiapan kelahiranmu. Tepat ba'da maghrib, aku menempati ruangan dengan tiga bangsal. Kebetulan bangsal dekat jendela menjadi tempat yang paling nyaman hingga aku pun memilihnya. Pemandangan di luar jendela membuatku lebih tenang menanti kode cinta darimu. Obrolan kecil terjadi diantara kita sebagai wujud bahwa aku ingin segera menggenggam erat tanganmu. 

Pukul 21:00 wib, seorang suster datang untuk melakukan pemeriksaan bukaan jalan lahir. Hasilnya masih sama seperti sore tadi yaitu bertahan di pembukaan dua. Suster memberitahukan bahwa apabila sampai pukul 01:00 wib belum ada kemajuan, maka akan dilakukan tindaan induksi. Saat mendengar kata induksi, aku mulai merasa khawatir. Bayangan sakit dari rasa mulas yang muncul akibat suntikan induksi membuatku memanjatkan do'a kepada sang Maha Memberi Kemudahan.

Waktu yang ditentukan pun tiba. Sesuai janjinya, suster kembali melakukan cek pembukaan di pukul 01:00 wib. Hasilnya semakin menyurutkan semangatku. Jalan lahir hanya naik satu tingkat ke level bukaan tiga. Suster menjelaskan bahwa akan melakukan proses induksi sesuai intruksi dari dokter kandungan. Mendengar kembali kata induksi membuatku lemas. Namun aku memegang teguh keyakinan bahwa proses kelahiranmu akan tiba tanpa bantuan induksi. Hal ini sempat menciptakan terjadi perdebatan antara suster dengan ayahmu hingga akhirnya selembar kertas berisi penolalan induksi ditandatangani oleh ayahmu.

Selepas surat pernyataan kembali ke meja suster, gelombang cintamu mulai mengalir. Sepertinya perdebatan antara ayahmu dan suster terdengar samapi ke telingamu hingga membuatmu bangkit dan bersiap menatap dunia. Waktu terus berputar bersamaan dengan aliran cinta yang kamu ciptakan sebagai jalan untuk menembus alam rahim. Waktunya cukup singkat hingga suster memberi senyuman manisnya. Sekitar enam jam kamu berusaha membuka jalan lahir agar mudah dilalui. Gelombang cintamu makin terasa dan sangat kuat hingga membuatku meringis menahan rasa yang hebat. Kamu terus berjuang sekuat tenaga agar mampu menembus lapisan pintu menuju cahaya dunia.

Jam dinding menunjuk pada angka 06:30 wib ketika aku telah berpindah tempat. Ruang bersalin berbau khas rumah sakit telah siap beserta dokter kandungan dan tim suster. Semua telah bersiap menyambut kehadiranmu. Aku dan kamu berjuang dengan kekuatan penuh hingga akhirnya terdengar tangis pecah dari bibir kecilmu. Puji syukur pada Sang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga kamu dapat menghirup udara dunia. 

Hai, Nak. Selamat datang kami ucapkan padamu. Terima kasih telah memberi gelar ibu pada diriku. Peluk hangat dan cinta kami akan menemani perjalananmu dalam mengenal dunia. Genggam erat tangan kami agar kamu tahu bahwa ada kekuatan yang akan selalu melindungimu. Kamu adalah separuh jiwa kami yang akan terus dan selalu memenuhi hati kami dengan cinta dan kasih sayang.
Tumbuhlah besar, Nak. Kelak kamulah yang akan menjadi tumpuan hidup kami.

#30DWCjilid13#Day1



Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta