Sekelompok
gadis ABG -B( Anak baru gede-banget), sekitar 9-10 tahun.
Berjalan beringingan tanpa memperhatinan kanan dan kiri.
Dua diantara mereka tengah menangis sambil bergandengan tangan.
Sambil menangis, sayup-sayup terdengar :
" Padahal aku sudah menganggap dia sebagai sahabat. Tapi ko dia begitu, ya?"
🤔🤔🤔
Mereka pun berlalu menyisakan kerutan di kening yang tidak mulus lagi. 😅. (Efek sudah tua ini mah)
Berjalan beringingan tanpa memperhatinan kanan dan kiri.
Dua diantara mereka tengah menangis sambil bergandengan tangan.
Sambil menangis, sayup-sayup terdengar :
" Padahal aku sudah menganggap dia sebagai sahabat. Tapi ko dia begitu, ya?"
🤔🤔🤔
Mereka pun berlalu menyisakan kerutan di kening yang tidak mulus lagi. 😅. (Efek sudah tua ini mah)
Sejenak
saya berpikir.
Memutar memori masa tahun 90an ketika saya seumuran mereka.
Rasanya tidak pernah mengalami hal semacam ini. Dimana kesedihan hinggap oleh sebab pertengkaran dengan teman sebaya.
Memang sih, dasar ABG zaman old, jarang sekali baper.
Semua interaksi sosial dengan teman sebaya berlangsung indah. Karena masa itu kami bergaul dengan siapapun.
Meski pertengkaran terjadi, namun tidak ada drama menangis diantara kami. Hanya pulang ke rumah dan malas kembali bermain. 🤣🤣🤣
Lalu,
Apa penyebab anak zaman Now cenderung baper-an?
Apakah pengaruh sinetron remaja yang kian marak?
Entahlah,
Yang pasti ini menjadi sebuah peringatan bagi saya yang mempunyai anak perempuan. Dimana masa ketika dia besar nanti pasti akan ada banyak perbedaan. Saya akan berupaya tetap menjadi teman dekatnya. Tempat berbagi cerita. Menjadi sahabatnya sampai kapanpun.
Memutar memori masa tahun 90an ketika saya seumuran mereka.
Rasanya tidak pernah mengalami hal semacam ini. Dimana kesedihan hinggap oleh sebab pertengkaran dengan teman sebaya.
Memang sih, dasar ABG zaman old, jarang sekali baper.
Semua interaksi sosial dengan teman sebaya berlangsung indah. Karena masa itu kami bergaul dengan siapapun.
Meski pertengkaran terjadi, namun tidak ada drama menangis diantara kami. Hanya pulang ke rumah dan malas kembali bermain. 🤣🤣🤣
Lalu,
Apa penyebab anak zaman Now cenderung baper-an?
Apakah pengaruh sinetron remaja yang kian marak?
Entahlah,
Yang pasti ini menjadi sebuah peringatan bagi saya yang mempunyai anak perempuan. Dimana masa ketika dia besar nanti pasti akan ada banyak perbedaan. Saya akan berupaya tetap menjadi teman dekatnya. Tempat berbagi cerita. Menjadi sahabatnya sampai kapanpun.
Untuk
para ayah dan bunda, mari mempererat ikatan dengan ananda. Penuhi hati mereka
dengan cinta dan kasih sayang. Dampingi setiap aktifitasnya dengan memberitahu
tentang sebuah batasan sesuai dengan usia mereka. Sajikan bermacam aktifitas
sebagai tour talent yang mungkin akan menjadi jalan sebagai jalan menemukan
potensi minat dan bakat ananda. Beri mereka ruang untuk berkreasi dan mengeksplor
kemampuan diri hingga mampu menemukan kekuatan yang mereka miliki.
Posting Komentar