![]() |
Betapa Mengagumkan Ciptaan Tuhan |
Hari minggu menjadi hari yang selalu ditunggu oleh Malia. Setiap kali hari minggu datang, Malia selalu menyambutnya dengan suka cita.
Seperti pagi ini, Malia bangun penuh semangat karena ayah
berjanji akan mengajaknya lari pagi. Malia bangun dari tidurnya dan segera
menuju kamar mandi. Ia menggosok gigi dan mencuci wajahnya. Kemudian Malia mengenakan
sepatu berwarna ungu kesayangannya. Ia lalu meminum segelas susu yang telah
disiapkan oleh ibu.
"Bu, terima kasih sudah membuatkan Malia susu yang sangat
enak. Susu buatan ibu adalah yang terlezat di seluruh dunia." Ucap Mila
sambil memeluk ibunya. Ibu membalas dengan pelukan hangat dan senyum yang
lebar.
"Malia sayang, ayo kita berangkat. Kamu sudah siap?"
Panggil ayah dari luar rumah.
"Iya, Ayah. Tunggu sebentar." Jawab Maila sambil
berlari menuju ayahnya.
Maila dan ayah mulai berlari perlahan. Mereka menuju sebuah
danau besar yang letaknya tidak jauh dari rumah. Sesampainya di danau, Malia
merasa lelah. Ia merebahkan diri di rerumputan. Matanya menatap langit biru
yang cerah. Sesekali nampak awan bergerak melintas di atas kepalanya. Awan-awan
itu seperti sedang bermain kejar-kejaran. Bermacam bentuk awan mulai dari yang
besar hingga kecil bergerak mengikuti arah angin.
Ada awan yang bentuknya menyerupai seekor kelinci yang
lucu, ada pula seperti gajah besar dengan telinganya yang lebar.
"Malia, apa yang sedang kamu lihat?" Tanya ayah sambil
membawakan minuman.
"Ayah, coba lihat ke langit. Banyak awan bergerak dengan
bentuk yang beraneka ragam. Lihat itu, bentuknya seperti boneka panda Malia."
Ucap Malia sambil menunjukkan tangannya ke langit.
Ayah pun ikut mengamati bermacam bentuk awan yang
melintas. Semuanya memiliki bentuk yang berbeda. Lalu ayah mengajak Malia untuk
bermain tebak bentuk awan. Ayah dan Malia bergantian menebak bentuk awan.
Sambil mengamati awan. ayah menjelaskan bahwa semuanya yang ada
di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Tuhan yang Maha Kuasa telah menciptakan segala
bumi dan isinya. Langit, awan, angin, dan pepohonan merupakan contohnya.
Setelah rasa lelah hilang, ayah dan Malia kembali ke rumah
dengan berlari juga. Sepanjang jalan, Malia terus melihat awan yang tiada
habisnya. Ia mengagumi awan yang bisa menjadi bermacam bentuk. Sejak saat itu,
Malia senang mengamati awan. Di mana pun Malia berada, ia selalu melihat ke
langit dan menebak bentuk awan yang melintas. Bagi Malia, ini adalah hal
mengasikkan dan menyenangkan.
Posting Komentar